Kepemimpinan Kota Dalam Menyiapkan Suksesi Kompetensi Generasi Muda Menyongsong 2045

 

Kolaborasi Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan Kompas Collaboration Forum dalam City Leaders Community APEKSInergi menyelenggarakan Afternoon Coffee ke-6 pada 7 Juni 2023 dalam rangkaian HUT APEKSI Ke-23 dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi pembicara kunci.

 

Menko PMK menyampaikan tentang kepemimpinan kota dalam menyiapkan suksesi kompetensi generasi muda menyongsong 2045. Pertemuan dengan para wali kota ini sangat penting melihat data Susenas Tahun 2022 menunjukan bahwa persentase pemuda di perkotaan lebih besar daripada di pedesaan (57,40% berbanding 42,60%) dan menilai, pemuda yang tinggal di area perkotaan memiliki peran penting dalam ikut mengembangkan potensi wilayah yang ada.

 

Dan menjelaskan, pemuda yang termasuk dalam fase produktif menjadi kunci untuk memaksimalkan bonus demografi pada segala bidang kehidupan. Bonus demografi yang dimaksud adalah masa ketika penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia dan ada fase usia produktif ini, manusia memasuki dunia kerja, sehingga perlu dibekali dengan peningkatan kualitas kompetensi yang tinggi termasuk kemampuan berbahasa inggris dan penguasaan IT.

 

Pemerintah kota juga perlu untuk mendorong berbagai intervensi ketika generasi kita sudah beranjak remaja, yakni mencegah perkawinan anak di daerahnya dan mereka yang melakukan pernikahan dini akan terampas perjalanan hidupnya. Sehingga perlu adanya sinergi dan kolaborasi bersama mencegah perkawinan anak dengan melibatkan semua pihak termasuk tokoh agama dan masyarakat, sehingga ketika masuk pada fase usia produktif, mereka dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki. Juga pentingnya pemerintah kota untuk memberikan perhatian pembangunan pada fase usia produktif. Pada fase ini adalah fase untuk mempersiapkan dan membangun keluarga yang berkualitas.

 

Untuk dapat menciptakan hal tersebut maka calon pasangan suami istri perlu dipersiapkan secara matang agar dapat ikut mencegah stunting melalui program bimbingan perkawinan dan permasalahan stunting turut diakibatkan karena ketidaksiapan pasangan suami istri dalam menjaga kesuburan dan kesehatan masing-masing. Program bimbingan perkawinan dapat dilakukan dengan baik di lapangan Ini akan dapat ikut mencegah persoalan stunting ke depan.

 

Stunting ini memang menjadi persoalan, termasuk di kota. Untuk itu perlu intervensi pada 1000 hari pertama kehidupan, sehingga lahir bibit generasi yang berkualitas.