Tahukah kamu, setiap rumah yang layak, lingkungan yang sehat, dan ruang publik yang nyaman bermula dari perencanaan kota yang matang. Ya, di balik kemajuan kota-kota di Indonesia, ada orang-orang yang mendedikasikan dirinya untuk memikirkan, merencanakan, dan menata urusan perkotaan agar menjadi kota yang layak bagi semua. Siapakah mereka?
Mereka memang tidak selalu tampil di depan namun melakukan perencanaan kota sudah menjadi keseharian. Tugas mereka adalah melaksanakan penyusunan perencanaan, pelaksanaan perencanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah, hingga melakukan kerja-kerja penelitian, pengembangan, dan inovasi untuk kota kita. Mereka berada di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah.
Di Hari Perencanaan Kota Sedunia, 8 November 2024, Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) mengajak kita untuk mendengar apa kata beberapa Kepala Bappeda sekaligus Pengurus Forum Kepala Bappeda Kota seluruh Indonesia (Bakti) periode 2024-2026 tentang aspek-aspek penting dalam perencanaan kota.
SELAMAT HARI PERENCANAAN KOTA SEDUNIA!
Mari merencanakan kota yang layak bagi semua.
—
“Hal terpenting dalam perencanaan kota adalah keterlibatan semua pihak, para pemangku kepentingan, dari awal proses penyusunan dokumen perencanaan sampai pada monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan. Hasil pembangunan akan komprehensif bila semua peduli pada perencanaan pembangunan sebuah kota.” – Harrey Hadi, Kepala Bappeda Litbang Kota Palembang
“Yang paling penting dari perencanaan bukan tentang apa yang kita inginkan namun apa yang masyarakat butuhkan. Perencanaan feasible yang bisa dieksekusi dengan sumberdaya yang ada.” – Murni, Kepala Bappeda Litbang Kota Balikpapan
“Merealisasikan visi kota yang layak menjadi realitas, dimulai dari perencanaan sebagai titik awal. Perlu kerja cerdas dan kolaborasi semua pihak untuk mencapai visi kota yang berkelanjutan, guna diwariskan kepada generasi selanjutnya.” – Erwin Suheri Damanik, Bappeda Tebing Tinggi
“Perencanaan kota adalah bagaimana kita bisa merencanakan kota untuk semua, no one left behind.” – Lini Tambajong, Kepala Bapperida Kota Manado
“Hal terpenting dari perencanaan kota: pertama, partisipasi publik yang mencerminkan aspirasi warga. Kedua, penyediaan infrastruktur dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan tempat tinggal layak untuk meningkatkan kesejahteraan. Ketiga, pemanfaatan teknologi berbasis data untuk mewujudkan kota pintar yang adaptif dan efisien. Setiap rumah yang layak, lingkungan yang sehat, dan ruang publik yang nyaman bermula dari perencanaan kota yang matang. Perencanaan yang baik menciptakan kota berkelanjutan yang mampu memenuhi kebutuhan warganya.” – Irvan Wahyudrajad, Kepala Bappeda Litbang Kota Surabaya
“Perencanaan kota yang baik adalah menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan kesejahteraan sosial, dan menjaga lingkungan untuk terus menjadi kota yang berkelanjutan. Menata kota adalah membangun manusia.” – Rudy Mashudi, Kepala Bapperida Kota Bogor
“Hal terpenting dari perencanaan kota adalah sinergitas: antara pemerintah kota, dengan pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat, terhadap program kegiatan yang akan dilakukan sehingga target-target secara nasional bisa tercapai. Selain itu, sinergitas ada kolaborasi multipihak antara pemerintah, dengan swasta, maupun perguruan tinggi, serta seluruh masyarakat.” – Hj. Meidy Novieta Silangen, Kepala Bappeda Kota Gorontalo
“Perencanaan yang terbaik dan layak adalah bagaimana kita bisa memahami kebutuhan mendesak, kebutuhan jangka pendek, dan menengah dari masyarakat kota, dan membuat perencanaan. Untuk mewujudkan kota yang layak, seluruh masyarakat perlu mengetahui apa yang direncanakan, turut berpartisipasi dalam proses perencanaan, dan dalam pembangunan.” – Fahri Rahayaan, Kepala Bappeda Kota Tual
“Perencanaan kota adalah bagaimana kita menguatkan kolaborasi, sinergitas, untuk membangun masa depan kota menuju peradaban yang lebih berkualitas.” – Handini Rahayu, Kepala Bapperida Kota Magelang
“Kota adalah hasil kebudayaan. Kebudayaan pada zaman teknologi ini merupakan hasil jejaring dan komunikasi seluruh pihak. Proses perencanaan, pelaksanaan, sampai pengawasan melibatkan seluruh komponen dalam kota. Antar kota juga harus kolaborasi, bekerja sama di tingkat nasional dan dunia. Ini era keterbukaan, era kerja sama kota-kota dunia, kerja sama kota kecil, kerja sama kota dengan desa-desa di sekitarnya. Ekonomi sirkuler bisa menumbuhkan kekuatan ekonomi, kekuatan dari sebuah rencana untuk pembangunan kota itu sendiri. Mari memperbesar jejaring kita ke dalam, ke samping, ke bawah, bahkan ke seluruh kota di dunia.” – Benny Iskandar, Kepala Bappeda Kota Medan
“Dunia saat ini sedang menghadapi perubahan besar. Di antaranya, perubahan iklim, kemiskinan, ketimpangan, dan sejumlah persoalan lain. Untuk itu, mari bergegas untuk menghadapi tantangan dunia tersebut dengan pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan umat manusia. Selamat Hari Perencanaan Kota Dunia dan Tata Ruang Nasional 2024.” – Dadang Wihana, Kepala Bappeda Kota Depok