Subulussalam

Sekilas Subulussalam

Kota Subulussalam, yang terletak di Provinsi Aceh, memiliki sejarah yang dimulai pada 14 September 1962 ketika nama “Subulussalam” diberikan oleh Gubernur Aceh saat itu, Alm. Prof. Ali Hasyimi. Nama ini berasal dari bahasa Arab yang berarti “jalan menuju kedamaian/kesejahteraan”. Subulussalam saat itu merupakan Ibukota Kecamatan Simpang Kiri dalam Kabupaten Aceh Selatan dan bertujuan menjadi kota ibadah berlandaskan Syariat Islam, seperti halnya nama-nama kota lainnya di perbatasan Aceh seperti Babussalam dan Nurrussalam.
 
Seiring berjalannya waktu, Subulussalam berkembang pesat. Pada 27 April 1999, Kabupaten Aceh Singkil dimekarkan dari Kabupaten Aceh Selatan, yang memunculkan sengketa antara masyarakat Kecamatan Singkil dan Kecamatan Simpang Kiri mengenai penetapan ibukota. Setelah melalui musyawarah dan mufakat, akhirnya disepakati bahwa Subulussalam akan menjadi daerah otonom.
 
Proses pemekaran Subulussalam sebagai daerah otonom dimulai dengan pembentukan kecamatan baru pada 2000 hingga 2005, yang secara bertahap mengubah Kecamatan Simpang Kiri menjadi 7 kecamatan. Pada 2002, muncul tuntutan untuk memekarkan Subulussalam menjadi kota, yang didukung oleh berbagai elemen masyarakat dan pemerintah daerah.
 
Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil dan DPRD Aceh Singkil mempermudah proses pembentukan Kota Subulussalam. Setelah perjuangan panjang, pada 2 Januari 2007, Kota Subulussalam resmi terbentuk melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2007, dan pada 15 Juni 2007, kota ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Ad Interim, Bapak Widodo AS.
 

Subulussalam Dalam Gambar