“Toleransi adalah rasa hormat, penerimaan, dan penghargaan terhadap kekayaan keragaman budaya dunia, bentuk ekspresi, dan cara menjadi manusia.” – Deklarasi Prinsip Toleransi UNESCO, 1995
MASYARAKAT dunia memperingati Hari Toleransi Internasional setiap 16 November. Peringatan ini ditetapkan oleh Majelis Umum PBB menyusul diadopsinya Deklarasi Prinsip-prinsip Toleransi di tahun 1995. Deklarasi tersebut menegaskan bahwa toleransi bukanlah sikap acuh tak acuh. Toleransi adalah rasa hormat dan penghargaan terhadap kekayaan keragaman budaya dunia, bentuk-bentuk ekspresi, dan cara-cara kita sebagai manusia. Toleransi mengakui hak asasi manusia universal dan kebebasan fundamental orang lain. Manusia pada dasarnya beragam, hanya dengan toleransi, ada jaminan kelangsungan hidup masyarakat di setiap wilayah di dunia.
Dunia yang Damai dan Inklusif Mulai dari Kota yang Toleran
Toleransi bukan hanya tentang menghindari konflik, tetapi juga tentang saling menghargai perbedaan. Pemerintah memiliki peran krusial dalam menciptakan ruang-ruang publik yang inklusif dan ramah bagi semua.
Menurut Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), ada empat pilar dan 8 tolok ukur dalam tata kelola menuju kota yang lebih toleran. Menciptakan dunia yang damai, inklusif, dimulai dari kota-kota yang toleran.
Pilar 1 yaitu keberagaman agama. Pilar ini memiliki dua tolok ukur yaitu terjaganya harmoni di tengah keragaman; dan mendukung kegiatan ibadah kelompok minoritas. Pilar 2 yaitu Peraturan Pemerintah, dengan dua tolok ukur yaitu RPJMD mendukung toleransi dan tidak ada kebijakan diskriminatif. Pilar 3 berkaitan dengan tindakan pemerintah. Dua tolok ukurnya yaitu pernyataan pejabat mendorong sikap toleransi dan mengutamakan pemenuhan hak dan penyelesaian intoleransi. Pilar 4 yaitu regulasi sosial. Pilar ini pun memiliki dua tolok ukur yaitu minim kasus intoleransi dan adanya komunikasi yang kuat antarlembaga agama.
Kota Toleran Impian Anak Muda
Di Hari Toleransi Sedunia tahun ini, APEKSI juga mengajak anak-anak muda dari berbagai kota untuk angkat bicara tentang kota toleran versi mereka. Ini kata mereka!
Kota toleran bagi saya bagaikan burung elang yang terbang tinggi menggunakan sayapnya di mana sayap-sayapnya memiliki bulu keberagaman yang menjadi sumber kekuatan dan keindahan burung tersebut. Helai yang beragam itu mewakili suku, budaya, agama, latar belakang yang ada di kota, membentuk satu kesatuan yang kokoh. Membuat burung itu bisa terbang tinggi menuju masa depan yang baik. ~ Innasya Tania, Kota Banjarmasin
Kota yang toleran adalah kota yang menerapkan hak dan kewajiban masyarakat secara inklusi layaknya spirit Kota Denpasar, Vasudhaiva Kutumbakam, seluruh isi dunia dunia adalah satu keluarga. ~ Made Tarayana Amada Putra, Kota Denpasar
Kota toleran adalah kota yang menerima perbedaan dan memberikan ruang bagi semua orang tanpa diskriminasi. Mari ciptakan kota yang nyaman dan menghargai keragaman. ~ Danissa, Kota Jakarta
Kota yang toleran adalah kota yang masyarakat dan stakeholder di dalamnya menjunjung tinggi nilai saling menghargai dan bahwasanya perbedaan bukanlah penghalang persatuan. ~ Faiz Hibatulloh, Kota Bekasi
Kota yang toleran bukan saja menerima keragaman, tetapi juga ikut merayakan dan menciptakan ruang bagi setiap individu untuk merasa dihargai, aman, dan memiliki hak yang setara. ~ Nadya, Kota Ternate
Kota toleran mampu menjunjung tinggi keragaman, menciptakan keharmonisan masyarakat dari keragaman tersebut. ~ Aie Natasha, Kota Balikpapan
Saya dari Kota Singkawang, kota dengan predikat the most tolerant city selama tiga tahun berturut-turut. Bagi saya kota yang toleran adalah kota yang inklusif merangkul dan merajut keragaman dalam regulasi dan implementasi, tampak dalam masyarakatnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia. Unity in diversity, embracing in harmony, bhinneka tunggal ika! ~ Leonard Alvaro, Kota Singkawang
Kota yang toleran adalah kota yang memiliki kinerja yang baik dalam mengelola keragaman, memiliki toleransi yang tinggi, memperkuat kolaborasi, khususnya dalam wawasan kebangsaan dan inklusi sosial. ~ Imel Melati Aninda Hasan, Kota Makassar
Selamat Hari Toleransi Sedunia 2024