BOGOR. 13 wali kota yang tergabung dalam Pengurus dan Ketua Komisariat Wilayah Apeksi (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) menggelar rapat di Kota Bogor, Sabtu (6/3/2021). Sejumlah kesepakatan dihasilkan, termasuk menjalin kesepakatan bersama dengan Forum Rektor Indonesia (FRI).
Kesepakatan tersebut tertuang dalam MoU yang ditandatangani oleh Ketua Pengurus Apeksi Bima Arya yang juga Wali Kota Bogor dan Ketua FRI yang merupakan Rektor IPB University Prof Arif Satria di Taman Ekspresi, Sabtu siang.
Selain tuan rumah Wali Kota Bogor Bima Arya, tampak hadir Marten Taha (Wali Kota Gorontalo), Aminullah Usman (Wali Kota Banda Aceh), Hendrar Prihadi (Wali Kota Semarang), Abdullah Abu bakar (Wali Kota Kediri), Maulan Aklil (Wali Kota Pangkalpinang), Dewanti Rumpoko (Wali Kota Batu).
Selain itu, hadir juga SN Prana Putra Sohe (Wali Kota Lubuklinggau), Jefirstson R Riwu Kore (Wali Kota Kupang), Khairul (Wali Kota Tarakan) Richard Louhenapessy (Wali Kota Ambon). Sementara secara daring hadir Firdaus (Wali Kota Pekanbaru) dan Dedy Yon Supriyono (Wali Kota Tegal).
Ruang lingkup kesepakatan bersama meliputi realisasi Tri Dharma perguruan tinggi oleh civitas akademika untuk percepatan pembangunan di kota-kota lokasi kampus atau universitas masing-masing.
Kemudian, penggunaan teknologi tepat guna dan hasil penelitian keilmuan yang dilahirkan universitas bagi akselerasi kesejahteraan masyarakat di kota-kota anggota Apeksi.
Selanjutnya, peningkatan kegiatan bagi komunitas atau warga kota yang lebih kreatif berupa pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), pendampingan bisnis dan badan usaha, laboratorium sosial dan penggalangan partisipasi serta aspirasi warga dan civitas akademika, pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dalam bidang sinergi penanganan Covid-19, urban farming.
Tak hanya itu, kesepakatan bersama juga meliputi pengembangan kota cerdas, pengembangan creative hub dan kewirausahaan berbasis komunitas, pengentasan kemiskinan dan bidang-bidang lain yang disepakati bersama sesuai kebutuhan para pihak, sesuai dengan perundang-undangan.
Prof Arif Satria didampingi Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Prof Fatah Sulaeman mengungkapkan harapannya agar MoU yang ditandatangani mampu mengakselerasi proses pembangunan yang ada di daerah anggota Apeksi yang berjumlah 98 kota.
“Kesepakatan bersinergi dalam penanganan Covid-19 dan urban farming saya kira hal yang sangat penting, karena urban farming jadi hal yang sangat krusial di masa pandemi covid-19,” katanya
Hal yang tidak kalah penting kata Rektor IPB University adalah Anti Stunting. Pasalnya, Stunting sudah menjadi isu nasional, bahkan internasional yang harus diatasi bersama-sama antara kampus dan pemerintah kota.
“Dengan sinergi seperti sekarang ini, semoga berbagai persoalan kota dan mimpi para wali kota tentang Smart City dan Green City bisa mudah direalisasikan setelah berkolaborasi dengan FRI. Saat ini eranya kolaborasi dan dalam menghadapi ketidakpastian kita tidak bisa sendiri-sendiri, harus bersama-sama,” tegasnya.
Sementara itu, Bima Arya menyebut bahwa saat ini adalah eranya kolaborasi antara Pemerintah Kota dengan seluruh unsur, termasuk dengan kampus. “Kami semua sepakat bahwa ini adalah era kolaborasi, semuanya harus sinergi, kota tidak bisa sendiri, kota harus bersama-sama. ini adalah contoh sinergi kolaborasi antara kota dengan kampus. Kita percaya bahwa kota harus didorong dengan ilmu, kota harus didorong oleh perencanaan yang matang, bisa urban farming, bidang ekonomi, scientific management dan lain sebagainya.
“Jadi kita mendorong anggota kami yang 98 (kota) bermitra dengan kampus di wilayah masing-masing. Kerjasama-kerjasama lainnya tadi juga sudah disepakati dengan UCLG, Systemiq, Katadata, Universitas Pertamina dan sekarang dengan Forum Rektor Indonesia,” pungkasnya.