Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa sepanjang tahun 2023 telah terjadi 4.940 peristiwa bencana. Di mana sebagian besar bencana tersebut didominasi oleh bencana berupa hidrometeorologi basah, seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem. Bencana tersebut menimbulkan 877 fasilitas rusak, 34.832 rumah rusak, 267 orang meninggal dunia, 33 orang hilang, 9.002.975 orang menderita dan mengungsi. Hal ini menegaskan bahwa Indonesia menjadi salah satu dari 35 negara di dunia yang memiliki potensi risiko paling tinggi. Catatan BNPB sepanjang tahun 2023 telah terjadi 15-17 kali bencana dalam satu hari di Indonesia.
Seperti diketahui bahwa bencana hidrometeorologi ini disebabkan oleh dampak perubahan iklim. Perubahan iklim disebabkan oleh terus meningkatnya suhu bumi hingga menyebabkan pemanasan global yang disebabkan aktivitas manusia. Selain akibat perubahan iklim, bencana hidrometeorologi juga disebabkan oleh ketidakpatuhan atas kebijakan tata guna lahan atau penataan ruang maupun pengelolaan perkotaan.
Dalam upaya pengurangan risiko bencana hidrometeorologi, berdasarkan kebijakan pemerintah pusat telah menetapkan regulasi daerah dan menyusun kebijakan untuk pengurangan risiko bencana, melakukan aksi adaptasi perubahan iklim dan membangun penataan ruang yang lebih memperhatikan aspek dampak perubahan iklim dalam dokumen perencanaannya.
Namun, belum semua pemerintah daerah telah menyusun kebijakan dan membangun aksi yang sesuai dengan faktor risiko yang dimiliki masing-masing. Hal ini juga yang menyebabkan masih banyak daerah yang akhirnya menghadapi dampak dan kerugikan yang signifikan saat bencana terjadi. Di sisi lain, sebagian daerah juga sudah memiliki pengalaman baik dalam mengelola bencana hidrometeorologi, baik dari aspek pengurangan risiko bencana, penataan ruang dan upaya aksi adaptasi dan faktor krusial pendanaan. Untuk berbagi, mendiskusikan dan berdialog dengan pemerintah terkait hal-hal tersebut, APEKSI akan mengangkat isu tersebut pada Knowledge Management Forum (KMF) Perubahan Iklim APEKSI dan Water Management Forum (WMF) PERPAMSI tahun ini.
Knowledge Management Forum (KMF) Kelompok Kerja (Pokja) Perubahan Iklim APEKSI & Water Management Forum (WMF) PERPAMSI dalam rangkaian Rakernas 2024 dengan tema: Optimalisasi Penataan Ruang dan Aksi Adaptasi Perubahan Iklim Untuk Pengendalian Bencana Hidrometeorologi, diselenggarakan pada 3 Juni 2024 Auditorium Balai Kota Balikpapan dan kunjungan atau site visit pada 4 Juni 2024 di Mangrove Graha Indah & Kampung Iklim Batu Ampar dan PDAM: Bendungan Sepaku Semoi & Intake Sepaku – IKN.
Agenda
KMF Pokja Perubahan Iklim APEKSI & WMF PERPAMSI
Peserta
Peserta KMF Pokja Perubahan APEKSI:
- Anggota Kelompok Kerja Perubahan Iklim APEKSI
- Dinas yang membidangi Tata Ruang, untuk Kota Pokja Perubahan Iklim APEKSI
- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), untuk Kota Pokja Perubahan Iklim APEKSI
- Perusahaan Daerah Air Minurm (PDAM) Kota Seluruh Indonesia
Kota Anggota Pokja Perubahan Iklim APEKSI
- Kota Balikpapan
- Kota Bandar Lampung
- Kota Banjarmasin
- Kota Bekasi
- Kota Blitar
- Kota Bogor
- Kota Cimahi
- Kota Cirebon
- Kota Denpasar
- Kota Madiun
- Kota Makassar
- Kota Mataram
- Kota Palembang
- Kota Pekalongan
- Kota Probolinggo
- Kota Salatiga
- Kota Semarang
- Kota Sukabumi
- Kota Surabaya
- Kota Tarakan
Lokasi
Lokasi KMF Pokja Perubahan Iklim APEKSI & WMF PERPAMSI
Narahubung
Registrasi
Apabila form registrasi tidak ada di laman ini, silahkan klik [Registrasi]