
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah sumber penerimaan yang diperoleh langsung oleh pemerintah daerah dari potensi yang ada di wilayahnya sendiri—bukan dari pemerintah pusat. PAD mencerminkan tingkat kemandirian fiskal suatu daerah dan menjadi tulang punggung pembiayaan otonomi daerah dan fondasi utama untuk mewujudkan kemandirian fiskal daerah. Semakin tinggi kontribusi PAD terhadap total pendapatan daerah, semakin besar kemampuan daerah untuk membiayai pembangunan tanpa bergantung pada transfer dari pemerintah pusat.
APEKSI berkomitmen mendorong pertukaran pengetahuan antar pemerintah kota di Indonesia, khususnya dalam strategi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Melalui kajian, APEKSI merekam strategi, inovasi, dan kebijakan unggulan yang efektif di lapangan, dalam rangka Penyusunan Praktik Baik.
Pembukaan, Peluncuruan Buku, Pidato Kunci dan Diskusi Panel

Malang, 6 November 2025 — Pendapatan Asli Daerah (PAD) sering kali hanya terlihat sebagai deretan angka dalam laporan target dan realisasi anggaran. Namun di balik angka-angka itu, tersimpan cerita tentang kapasitas, inovasi, dan daya juang pemerintah kota dalam mengelola sumber daya secara mandiri dan berkelanjutan.
Pemerintah Kota Malang menjadi tuan rumah penyelenggaraan Rembug Fiskal PAD Kota Kita: Bukan Sekadar Angka yang digelar APEKSI yang menjadi ruang pembelajaran bersama tentang tantangan dan praktik baik pengelolaan PAD di tingkat kota.
Melalui kegiatan ini, berbagai pemerintah kota anggota APEKSI berbagi pengalaman dan strategi dalam memperkuat kemandirian fiskal daerah—mulai dari inovasi digital, reformasi kelembagaan, optimalisasi aset daerah, hingga penguatan peran BUMD sebagai motor penggerak PAD. Acara ini juga didukung PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) juga akan berbagi mengenai kemitraan.
Site Visit

Kegiatan Rembug Fiskal Kota Kita, tak hanya berbagi di ruang diskusi, peserta juga diajak menyelami praktik nyata lewat kunjungan dan observasi ke beberapa lokasi strategis di Kota Malang. Mulai dari Command Center Bapenda yang menjadi pusat kendali digital layanan pajak daerah, area Gajayana dan Galeri Mbois sebagai contoh pengelolaan aset kota, hingga Malang Creative Center (MCC) yang menjadi ekosistem kolaboratif bagi pelaku ekonomi kreatif. Kunjungan ini memperlihatkan bagaimana kolaborasi antar sektor dapat menghadirkan inovasi fiskal yang berkelanjutan sekaligus memperkenalkan Malang sebagai satu dari 58 kota yang masuk dalam UNESCO Creative Cities Network (UCCN) 2025 dan menjadi kota pertama di Jawa Timur yang meraih pengakuan dunia di bidang media arts.
Melalui Rembug Fiskal “PAD Kota Kita”, APEKSI mengajak pemerintah kota untuk tidak hanya mengejar target pendapatan, tetapi juga membangun kapasitas dan kreativitas dalam mengelola sumber daya daerah. “Rembug ini bukan sekadar forum, tapi wadah untuk menegaskan bahwa di balik setiap angka PAD, ada cerita perjuangan kota untuk mandiri, adaptif, dan berdaya.”
Dengan semangat kolaborasi, APEKSI terus memperkuat peran kota sebagai motor pembangunan nasional. Melalui pembelajaran bersama, inovasi fiskal, dan jejaring antarkota, Rembug Fiskal di Malang menjadi langkah nyata menuju Indonesia yang lebih mandiri dan berdaya saing dari level kota.
Jamuan Makan Malam

Walikota Malang menjamu para peserta Rembug Fiskal Kota Kita di Balaikota Malang dengan berbagai hidangan khas Kota Malang dan hiburan.
Terima kasih kepada Walikota Malang dan jajaran Pemerintah Kota Malang selaku tuan rumah penyelenggaraan kegiatan APEKSI: Rembug Fiskal PAD Kota Kita, sehingga kegiatan berjalan dengan lancar dan sukses.

Silahkan klik pada tombol-tombol berikut untuk akses materi, dokumentasi dan buku.


